Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengadakan Silaturrahim Idul Fitri 1438 H pada 13 Juli 2017 di aula Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. Acara dihadiri oleh Badan Pembina Harian, rektor dan seluruh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Jakarta. Hadir sebagai penceramah adalah profesor Yunahar Ilyas, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ada tiga hal yang disampaikan Yunahar terkait makna silaturrahim; Yaitu silaturrahim itu sendiri, ukhuwah, dan memberi maaf. Terkait silaturrahim, Yunahar mengatakan pada kata silaturrahim terkandung makna hubungan darah, karena secara harfiah ‘rahim’ adalah tempat di mana Allah menciptakan manusia, sebelum kemudian ia dilahirkan. Bersilaturrahim bisa berarti kita bertemu dengan orang-orang yang seperti ada hubungan darah; ‘Seperti bertemu dengan saudara kandung, bukan orang lain’, katanya
Ada hubungannya dengan makna pertama ini, Yunahar membahas masalah ukhuwah yang memang juga berarti persaudaraan. Pada makna kedua ini, Yunahar menekankan ada empat hal yang terkandung pada kata ‘ukhuwah’, yaitu saling membantu (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), dan saling menjamin (takaful). ‘Jika hal ini dijalankan, insya Allah ukhuwah kita akan semakin kuat’, ajaknya.
Hal terakhir yang dijelaskan oleh Yunahar adalah hal meminta maaf; Dia mengatakan, ‘Dalam Alquran tidak ada perintah meminta maaf; Yang ada adalah memaafkan langsung kesalahan orang tanpa menunggu orang lain meminta maaf terlebih dahulu ‘. Yunahar juga mengingatkan, ‘Namun demikian, adakalanya kalaupun sudah memberi maaf, masih saja ada ganjalan yang membuat kita kurang lapang, dan karenanya Alquran menuntun agar kita bersedia membuka lembaran hidup baru. ‘Alquran mengatakan fa’fu wa s-fahu’, tambahnya, sambil mencontohkan memberi maaf (fa’fu) seperti menipex kesalahan sebuah tulisan yang hakikatnya masih ada (kesalahan tersebut), sementara membuka lembaran hidup baru (wa s-fahu) berarti merobek kertas yang lama dan menggantinya dengan kertas yang baru.
Wallahu a’lamu ..